Kamis, 27 Mei 2010

makalah non akademis 3

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER














Disusun Oleh:

IRFAN FAUZIE
11108033


SISTEM INFORMASI


Dosen

NURHADI





KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat dan karuniaNya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam kami ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan jalan terang menuju kebahagiaan dunia maupun akhirat. Makalah ini dapat saya selesaikan dengan judul “Perang Awal Kehancuran Dunia”.
Saya menyusun makalah ini dengan tujuan agar kita terbangun dan sadar bahwa gerbang kehancuran dunia sudah terlihat di depan mata, sehingga kita ingin lebih dekat lagi kepada Sang Penggenggam Dunia dan Akhirat.
Saya menyadari di dalam penulisan ini terdapat kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan Makalah ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu atas terselesaikannya makalah ini, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamualaikum Wr. Wb






Irfan Fauzie





DAFTAR ISI

Sampul…………………………………………………………………………. I
Kata Pengantar…………………………………………………………………. II
Daftar Isi……………………………………………………………………….. III
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 2
Bab II : PEMBAHASAN
C. Penjelasan Tentang Perang Armageddon / Armagadon.................................. 3
D. Menurut Para Ahli Kitab Tentang Armagadon............................................... 4
E. Tanda Kecil Kiamat Yang Dekat Dengan Tanda Besar Kiamat..................... 5
F. Amerika Telah Lama Siapkan Invasi……….……………………………….. 6
G. Rencana Invasi AS ke Iran Sebuah Kearogansian ................................. ...... 8
H. Rapor Dua Tahun Kinerja Ahmadinejad……………………………….... 11
I. Dukungan Penuh Masyarakat Indonesia Untuk Iran.............................. ...... 14
J. Menuju Perang Dunia Ke 3 .................................................................. ...... 16
L. Israel Gelar Latihan Perang untuk Hadapi Hizbullah, Iran dan Suriah........... 20


Bab III : PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………................................... 22
Saran..................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iran, merupakan sebuah negara yang selama lebih dari 30 tahun dapat menjaga kedaulatannya dari pengaruh Amerika Serikat, bahkan saat ini semakin solid. Hal tersebut meluncur dari bibir Deputi Menlu Iran Prof Manuchefer Mohammadi dalam acara kuliah umum "Islamic Republic of Iran and International Order", di Kantor Departemen Luar Negeri RI. Mohammadi juga menegaskan bahwa saat ini, Amerika sudah mulai kalah, dalam arti gagal memberikan pengaruhnya. Seperti yang telah terjadi di Amerika Latin dan Lebanon. Amerika yang cenderung menggunakan hard power, dengan kekuatan militer serta kapitalnya, telah gagal menghancurkan negara yang lebih mengandalkan kekuatan soft power, di mana Ideologi dan rasa kebangsaan menjadi tumpuan utama untuk bertahan.
Perang besar atau perang dunia tercatat di dalam sejarah sudah terjadi II kali, salah satu terjadinya perang adalah jalan buntu dari sebuah perundingan.
Amerika merasa dirinya adalah Negara adi kuasa, mereka ingin menggenggam seluruh Negara-negara di dunia, tidak sedikit yang sudah tergenggam oleh Negara tersebut tak terkecuali Negara kita tercinta ini, dengan alasan-alasan yang direkayasa Negara adi kuasa tersebut menginvasi Negara yang dirasakannya akan menjadi masalah besar baginya. Dengan berdalih Irak telah membuat Senjata Pemusnah Masal yang katanya sewaktu-waktu akan membahayakan dunia Negara adi kuasa ini seolah-olah menjadi pahlawan dunia yang menyerang Irak secara besar-besaran bersama dengan sekutu-sekutunya. Namun ada beberapa Negara yang tak mau tunduk dengan Negara adi kuasa ini seperti Iran, Rusia dan lain-lain.
Iran sekarang ini dikecam keras melalui PBB oleh Negara adi kuasa karena Iran dipaksa untuk memberhentikan program pembuatan senjata nuklirnya, tetapi Iran bersih keras tidak mau memberhentikan programnya. Menurut Presiden Iran Mahmoud Ahmad Dinejad program pembuatan senjata nuklir adalah hak setiap Negara untuk perdamaian dunia.


1


B. Rumusan Masalah
Jika perang ini terjadi Negara-negara besar dunia juga akan ikut terlibat Perang maka dampak negatif akan terasa lebih besar lagi terhadap negara-negara yang menggantungkan negaranya kepada negara lain dan dampak positifnya menurut saya tidak ada.
Perang ini bisa dikatakan adalah perang dunia ke III. Konflik ini memanas karena Amerika tak ingin Iran meneruskan program aktifitas nuklirnya, Amerika menganggap jika Iran terus mengembangkan program nuklirnya maka akan menghancurkan kestabilan dunia. Dengan alasan tersebut Amerika meminta PBB agar Iran menghentikan program nuklirnya, jika melalui PBB Iran tidak bisa dihentikan maka tidak menutup kemungkinan kedua negara dan negara-negara besar di dunia tersebut akan melancarkan penyerangan.



















2

BAB II
PEMBAHASAN

C. Penjelasan Tentang Perang Armageddon / Armagadon:
Perang Armagadon adalah sebagai tanda kecil kiamat yang dekat dengan tanda besar kiamat. berikut ini beberapa penjelasan tentang Perang Armagadon :
1. Peristiwa besar dan perang penghancuran
2. Pertempuran strategi dari perang raksasa dari banyak pihak yang sudah dekat waktunya
3. Perang persekutuan internasional (perang dunia) yang akan datang, yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi. Disini orang-orang Romawi (Amerika dan Eropa) meminta bantuan kepada Kaum Muslimin untuk melawan kekuatan Timur Komunis dan Syi’ah (Cina, Rusia, Iran dan sekutu-sekutu mereka).
4. Ia adalah perang politik dan agama
5. Ia adalah awal dari kemusnahan
6. Lokasi utama perang ini adalah lembah Mageddon, Palestina
7. Ia adalah perang nuklir yang meluluhlantakan sebagian besar senjata strategis pemusnah masal.
8. Ia adalah perang yang dimulai dengan menyeluruhnya ‘perdamaian palsu’, sehingga orang-orang berkata: ‘perdamaian sudah datang’, ‘keamanan sudah datang’, padahal kenyataannya adalah sebaliknya.
Armagadon adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Ibrani,yang terdiri dari dua kata, yaitu:
1. “Ar” yang berarti: gunung atau bukit.
2. “Mageddon” adalah nama dari sebuah lembah di Palestina yang mana lembah ini merupakan medan pertempuran yang akan datang tersebut. Yang akan membentang dari “Mageddon” di utara sampai ke “Edom” di selatan yang berjarak sekitar 200 mil dan sampai ke laut Putih (Tengah) di Barat dan ke bukit Mohab di timur yang berjarak 100 mil. Para ahli militer khususnya ahli perang tempo dulu memandang bahwa kawasan ini merupakan sebuah tempat yang strategis, dimana setiap panglima yang dapat menguasai kawasan ini, maka ia dapat mematahkan setiap perlawanan musuh.
3

Perang Armagadon yang akan datang tersebut, yang sedang dipersiapkan, saat ini dalam bentuk blok-blok atau persekutuan-persekutuan yang sudah diketahui oleh semua orang, dan mereka sedang menunggu kedatangannya dan semua orang tahu bahwa perang tersebut akan terjadi dengan sedikit perbedaan pendapat tentang penentuan waktunya yang sudah dekat tersebut, sesuai dengan volume (kadar) informasi yang dipunyai oleh para pengamat, baik yang berasal dari kaum Muslimin atau ahli kitab.

Ada beberapa pernyataan dari Kaum Muslim dan para ahli kitab tentang Perang Armagadon. D. Menurut Para Ahli Kitab Tentang Armagadon :
1. Dalam kitab Wahyu (revealition) pasal 16 ayat 16 dikatakan, “Dan ruh-ruh setan mengumpulkan sekalian tentara dunia di sebuah tempat bernama Armagadon(Injil, hal. 388, penerbit Daar Tsaqafah, Mesir).
2. Didalam kitab Dimensi Agama dan Politik Amerika Serikat disebutkan, bahwa 7 orang pemimpin Amerika percaya dengan adanya perang Armagadon (Kitab “Janji Yang Benar Dan Janji Yang Dusta” hal. 31)
3. Mantan Presiden Amerika Ronald Reagen pernah berkata “Sesungguhnya generasi ini tepatnya adalah generasi yang akan melihat armagadon”
4. “Segala sesuatu pasti akan berakhir dalam beberapa tahun, dimana akan terjadi perang dunia yang paling besar, yaitu peperangan Armagadon atau perang dataran Magedo”. Dari Kitab “Drama Berakhirnya Zaman” oleh Oral Robertus dan Kitab Bola Dunia Yang Paling Besar oleh Hall Lindus. Kedua pengarang terkenal di Amerika ini memperkirakan bahwa tahun 2000 masehi atau dekat darinya bola dunia ini akan berakhir secara final.
5. Gerry Folwel, seorang pimpinan fundamentalis Kristen berkata : “Sesungguhnya Armagadon adalah sebuah hakikat (realita) dan sangat nyata, akan tetapi kita bersyukur karena ia akan terjadi pada akhir hari sejagat.”
Dan masih banyak lagi para ahli kitab yang memperkuat bahwa Armagadon benar-benar terjadi




4

E. Tanda Kecil Kiamat Yang Dekat Dengan Tanda Besar Kiamat
Adanya gejatan senjata dan perdamaian antara kita (kaum muslim) dengan orang-orang Rum (Eropa dan Amerika). Tanda ini merupakan tanda kecil kiamat yang paling akhir. Karena, setelah peristiwa ini akan terjadi lagi peperangan yang sangat besar dan dahsyat. Genjatan senjata dan perdamaian ini sudah mulai berakhir. Jadi, kita saat ini masih dalam masa genjatan senjata dengan Rum (Eropa dan Amerika).
Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam :
”Aku menghitung ada enam perkara yang akan terjadi menjelang (memasuki gerbang) hari kiamat, yaitu ; Kematianku, kemudian penaklukan Baitul Maqdis, kemudian kematian masal; akibat wabah penyakit Qu’as (penyakit yang mematikan kambing dengan cepat). Kemudian melimpahnya uang (harta), apabila seseorang diberi gaji seratus dinar, maka ia tetap tidak puas (kesal), kemudian munculnya fitnah (godaan dan kemaksiatan) yang memasuki setiap rumah orang ’Arab. Kemudian adanya genjatan senjata (perdamaian) antara umat Islam dengan Bani Ashfar (orang-orang Amerika dan Eropa). Kemudian mereka mengkhianati kamu, diamana mereka akan menyerangmu di bawah 80 bendera, dan dimana tipa-tiap bendera itu terdapat dua belas ribu orang tentara”.
Hadist diatas diriwayatkan Bukhari dalam kitab shahihnya dari Auf bin Malik. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan Thabrani dan Mu’adz. Dan didalam Ash Shahihah Al Albaani nomor 1883.

Karenanya genjatan senjata yang terjadi antara kaum muslim dengan orang-orang Rum (Eropa dan Amerika) merupakan tanda-tanda yang paling akhir dari tanda-tanda kecil kiamat.
Hal tersebut disebabkan oleh karena pertempuran yang paling besar dan dahsyat, dimana dalam peperangan ini Kaum Muslimin akan dipimpin oleh Imam Mahdi. Akan terjadi setelah terjadinya peperangan yang akan datang, yaitu perang sekutu (internasional) atau perang Armageddon, dimana setelah perang Armageddon ini orang-orang Rum akan mengkhianati Kaum Muslimin dan menyerang kita dalam sebuah peperangan paling besar dan dahsyat.
Maka peperangan Armagadon adalah peristiwa pertama yang kita tunggu sebagai permulaan dari serentetan huru-hara akhir zaman.



5

F. Amerika Telah Lama Siapakan Invasi
Teheran – Amerika Serikat sudah mengepung Iran. Kapal induk USS John C Stennis serta USS Dwight D Eisenhower telah berada di Teluk Persia. Serangan nyata Amerika untuk “menguasai” Iran tinggal menunggu waktu. USS John C Stennis adalah kapal induk Nimitz bertenaga nuklir yang dapat menampung 5.000 awak sekaligus 80 pesawat tempur. Menurut Xinhua (16/1), kapal ini bergabung dengan armada kelima Amerika yang meliputi USS Dwight D Eisenhower. Di sebelah utara Iran, tepatnya di Azerbaijan, militer Amerika telah mempersiapkan markas militer dalam skala besar. Markas ini dipersiapkan dengan perbekalan logistik untuk pasukan multinasional serta pasokan amunisi.
Pesawat Amerika kini mempunyai rute lebih pendek untuk menyerang langsung Teheran. Bahkan, marinirnya dapat menguasai terusan Hormuz. Rute ke Iran kini semakin pendek dari pesisir Laut Kaspia, Azerbaijan, langsung menuju Teheran. Azerbaijan dipilih karena memiliki kedekatan dengan etnis minoritas Azeri yang sedang melawan Iran.
Penggalangan solidaritas suku-suku minoritas untuk melawan Iran semakin sistematis dan mematikan. Hal ini bisa dilihat dari ledakan menguncang kota Zahedan, Iran, Rabu lalu. Serangan itu melukai 11 tentara elite Iran dan 31 orang. Kelompok perlawanan etnis Baluch, Jundullah, mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Kelompok ini mbekerja diperbatasan Iran-Pakistan. Iran mengklaim telah menangkap 65 orang yang terlibat pemboman itu. Menurut kantor berita Iran, IRNA, Kamis (15/2), kelompok Jundullah memiliki jaringan dengan intelijen Amerika dan Inggris. Selain Azeri dan Baluch, melalui pendudukan di Irak, Amerika juga menjalin hubungan dengan kelompok perlawanan Kurdi. Beberapa juta warga Kurdi juga tinggal di Iran. Meski mayoritas Kurdi Iran beraliran Syiah, etnis ini tidak meliki hubungan baik dengan Teheran. Skenario perang “tertutup” di Iran yang kini sedang dijalankan telah diungkapkan oleh mantan perwira Amerika, Kolonel AU Sam Gardiner. Bahkan dia menyatakan sebenarnya sejumlah pasukan Amerika sudah menjalankan operasi di dalam negeri Iran. Kolonel Sam Gardiner, pengajar studi strategi dan operasi militer di Akademi Perang Nasional, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Angkata Laut Amerika, menjelaskan Amerika telah menjajaki untuk menyerang Iran sejak tahun 2003.
Sam mempertanyakan “siapa yang memberi otoritas semua itu”. Sebab, Undang-undang Perang Amerika mewajibkan presiden memberi tahu Kongres minimal 60 hari setelah menggunakan kekuatan militer atau invansi atau pengiriman tentara ke negara lain. Namun, sampai kini belum ada pemberitahuan. Bukan hanya Sam Gardiner, koran New Yorker dan Washington Post medio 2006 juga menurunkan laporan soal rencana Amerika melancarkan serangan nuklir taktis terhadap Iran. Bahkan, dalam kolom online Washington Post, analis pertahanan Wiliam Arkin mengungkapan Departemen Pertahanan Amerika atau Pentagon telah membuat rencana penyerangan sejak 2003. Dia menyebutkan penelitian itu dijalankan langsung atas perintah mantan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld dan mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Richard Myers. Para ahli dari Inggris juga diikutsertakan dalam penelitian itu. Seymour Hersh dalam artikel di New Yorker pertengahan 2006 menyatakan militer Amerika telah berada di tiga lokasi di dalam negeri Iran.
Seymour dan Sam juga menyinggung soal peran kelompok perlawanan yang berbasis di Irak dalam membantu upaya Amerika di Iran. Kelompok perlawanan Kurdi, Partai Kemerdekaan, sering menyeberang ke Iran. Mereka juga telah menewaskan sejumlah anggota Garda Revolusi Iran. Kelompok lain adalah Mujahedin-e Khalq (Pejuang Rakyat). Organisasi yang didukung CIA ini dulu dipakai rezim Saddam Hussein untuk mengumpulkan infomasi intelijen di Iran. Kini organisasi bersenjata ini bekerja khusus untuk Direktorat Operasi CIA.
Amerika tidak hanya mempersiapkan kekuatan militer. Menurut telegraph.co.uk,
awal bulan ini Wakil Presiden Dick Cheney menjamu mantan pemimpin mahasiswa Iran Amir Abbas Fakhravar (30). Aktivis yang pernah dipenjara dan disiksa sebelum mengungsi ke Amerika pada Mei 2006 itu menyatakan perubahan rezim di Teheran sangat penting.
Mahasiswa kedokteran yang menghabiskan lima tahun di penjara ini juga dianggap sebagai tokoh oposisi Iran yang mampu mempersatukan faksi-faksi oposisi politik. Dia terang-terangan mendukung serangan ke Iran dan menentang negosiasi nuklir dengan Teheran.
Konflik Iran-Amerika makin terbuka. Pasukan Iran pertengahan Januari lalu menembak jatuh pesawat pesawat mata-mata tanpa awak milik Amerika. Sebagaimana dikutip Fars News Agency, anggota parlemen Iran Seyed Nezam Mola Hoveizeh menyatakan pesawat itu ditembak setelah mencoba melintasi perbatasan “selama beberapa hari”. Iran kini dikepung dari selatan oleh kapal-kapal induk Amerika. Di utara oleh pasukan tempur di Azerbaijan. Sedangkan di dalam negeri mesti menghadapi serangan gerilya kelompok-kelompok etnis. Di Irak dan di Afganistan, tetangga sebelah barat dan timur, terdapat ratusan ribu personel Amerika.
Wajar jika para pengamat politik di Amerika kini meyakini penunjukan Admiral William Fallon sebagai petinggi militer yang baru di Irak dan Afghanistan awal bulan ini merupakan tanda serangan militer akan segera terjadi. Berarti entah misil Tomahawk atau tentara Amerika yang akan menyeberang ke perbatasan Iran.


7
G. Rencana Invasi AS ke Iran Sebuah Kearogansian

Invasi AS ke Iran sudah dipersiapkan 2003 lalu. Kolom online Washington Post, oleh Wiliam Arkin diungkapkan bahwa Departemen Pertahanan Amerika-Pentagon telah membuat rencana penyerangan sejak 2003. Arkin menyebut penelitian itu dilaksanakan atas perintah langsung mantan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld dan mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Richard Myers. Bukan hanya itu, para ahli dari Inggris juga diikutsertakan .
Sebuah ironi bagi negara yang menebar aroma manis demokrasi. AS sampai hari ini masih mengklaim dirinya sebagai polisi dunia, tapi di sisi lain juga gencar melakukan provokasi dan teror pada Negara yang ingin dicaploknya. Amerika hadir sebagai sarkasme dunia yang sarat skenario hitam.
Berawal dari arogansi dan rasa tak ingin tersaingi. Dengan melakukan aksi sabotase bertopeng serangan 11 September 2001 terhadap gedung WTC disusul kamuflase teror yang menyerang Departemen Keamanannya. Amerika telah melancarkan sebuah hidden agenda untuk mencaplok timur tengah sebagai sasaran empuk jajahannya. Setelah Arab Saudi, Afghanistan, dan Irak, AS kini membidik Iran dan Suriah sebagai sasaran empuk selanjutnya.
Langkah taktis pun dilakukan. Opini disebar dengan menggunakan legitimasi media massa. Kalau sebelumnya, Afghanistan luluhlantak dengan isu Al-Qaeda, Irak dengan senjata pemusnah massal, kini Iran terpasung oleh isu pengayaan uranium sebagai bahan dasar pembuatan senjata nuklir. Masyarakat dunia meradang. Fobia Iran merebak bak virus mematikan. Iran terpasung oleh cengkraman isu yang mengerikan. Bayang perang di depan mata semakin nyata. Semua karena ambisi AS yang terlalu gampang menggunakan opsi militer sebagai solusi ketidaksepakatannya. Mengapa harus Iran? Bukankah ada Israel yang lebih gila mengembangkan hal serupa. Bahkan lebih nyata melakukan pengembangan senjata untuk untuk menghabisi rakyat Palestina. Seolah nyawa dan darah tak berarti apa-apa bagi negara adidaya Amerika.
Kuatnya pengaruh AS dalam pergolakan dunia Internasional menjadi asbab terealisasinya rencana invasi. Kasus Irak memberikan gambaran betapa AS memang hadir sebagai negara arogan. Seruan PBB agar tidak menggunakan opsi militer tak diacuhkan. Yang terjadi? Lagi-lagi AS hadir sebagai negara yang terlalu gampang menumpahkan darah dan menghilangkan nyawa. Sebuah kejahatan kemanusiaan kelas kakap yang pelakunya hanya pantas dipasung dalam mahkamah Internasional.
8
Skenario gelap penyerangan Iran sudah disiapkan amat rapi. Amerika jauh hari sebelum rencana invasinya tercium dunia telah mengepung negara Republik Islam ini. Kapal induk USS John C Stennis serta USS Dwight D Eisenhower telah berada di Teluk Persia. Jadi tinggal menunggu waktu saja untuk melakukan penyerangan. USS John C Stennis merupakan kapal induk Nimitz bertenaga nuklir yang menampung 5.000 awak sekaligus 80 pesawat tempur. Xinhua (16/1) menyebut kapal ini bergabung dengan armada kelima Amerika yang meliputi USS Dwight D Eisenhower.
Di Azerbaijan (Sebelah utara Iran), Amerika telah mempersiapkan markas militer dalam jumlah besar. Markas ini dibekali logistik dan pasokan amunisi untuk pasukan multinasional. Pemilihan Azebaijan sebagai pangkalan militer karena kawasan ini dihuni oleh kelompok Azeri anti Iran. Sebagaimana taktik perang AS sebelumnya, selalu memanfaatkan kelompok minoritas sebagai partner untuk menjatuhkan pemerintah berkuasa. Mirip kasus penyerangan Irak, Iran juga saat itu jadi kakitangan AS dalam mengumpulkan informasi lawan.
Selain suku Azeri, AS telah menggalang kerjasama amat sistematis dengan kelompok Baluch dan Kurdi yang juga anti Teheran. Jadi, skenariokehancuran Iran tinggal menunggu waktu saja. Dan paska kehancuran AS akan melupakan kelompok etnis yang digalangnya sendiri untuk memuluskan ambisinya membentuk pemerintahan boneka.
Islam.dagdigdug.com menyebut bahwa sekitar 32 walikota dari kota-kota di Amerika Serikat menelorkan resolusi penolakan invasi ke Iran. Para petinggi ini menilai perang sebagai penyebab makin buruknya keuangan AS saat ini.
Pelopor gerakan penolakan invasi ke Iran, Bob Kiss (Walikota Burlington Vermont,) mengatakan:
“Selama ini, ketika perang Irak telah menyapu bersih begitu banyak sumber-sumber keuangan kami dan memakan begitu banyak korban para tentara kami, saya harap Anda mau bergabung dengan saya menyuarakan tekad walikota dari seluruh negeri ini untuk menghentikan perang terhadap Iran, sebelum perang itu dimulai”

Fakta ini semakin memperjelas bahwa rencana invasi ke Iran merupakan langkah arogan yang dilakukan oleh pemerintahan Bush semata. Setidaknya, berkaca dari kasus Afghanistan dan Irak dapat dirumuskan dua motif utama gencarnya opsi militer bagi kawasan timur tengah.
Pertama, motif ideologi. Inilah sesungguhnya yang menjadi masterplan mengapa Barat begitu mudah menjatuhkan opsi militer kepada Timur. Merujuk pada tesis Samuel P. Huntington tentang benturan peradaban (class civilization), ada sebuah kecemasan peradaban (Bahasa Anis Matta) yang dialami oleh Batrat tentang adanya kemungkinan kiblat peradaban dipegang oleh timur. Mengingat ideologi besar dunia (Komunisme dan sosialisme) saat ini telah runtuh, maka memungkinkan hadirnya ideologi baru sebagai sebuah antitesa.
Dan berkaca pada analisis Ibnu Khaldun bahwa peradaban adalah sebuah siklus yang akan saling berganti. Dan geliat kebangkitan timur dengan ideologi Islamnya telah nampak. Yang berarti bahwa ambisi barat untuk mewujudkan cita negara satu dunia akan gagal.
Kedua, motif ekonomi. Kecemasan AS akan krisis ekonomi memaksanya mencari sokongan keuangan yang mumpuni. Timur Tengah dengan kekayaan sumber daya minyak menjadi lahan yang amat menggiurkan dicaplok. Untuk melegalkan ambisi itu, ditebarlah semacam isu yang menghegemoni dunia. Hal ini tentu tidak mudah, mengingat AS memiliki jaringan media massa yang amat luas. Isu jadi tameng keabsahan melakukan invasi. Dan Iran adalah negara yang jadi korban AS selanjutnya.
Teringat doktrin perang masa lalu, glory, gold, dan gospel. Era saat ini, adalah era benturan dua ideologi besar dunia yang menjadikan Barat dan Timur sebagai kontestan utama. Dan sejarah akan mengukir kisahnya, sama seperti kecemasan Huntington yang melihat bahwa akan ada perang maha dahsyat yang akan terjadi. Perang salib baru? Mungkin!















10
H. Rapor Dua Tahun Kinerja Ahmadinejad

Keberhasilan pemerintah Ahmadinejad di bidang politik luar negeri harus dilihat ke belakang, ketika Ahmadinejad baru saja terpilih sebagai presiden ke sembilan RII. Pada masa-masa itu, terjadi krisis yang serius dalam hubungan luar negeri Iran dengan Barat. Krisis ini berpulang pada masalah program nuklir Iran. Barat tidak setuju Iran menguasai teknologi nuklir, sekalipun untuk tujuan damai. Waktu itu, kebijakan politik luar negeri Iran terkait isu nuklir lebih toleran mengikuti keinginan Barat. Namun, hasilnya tidak sesuai dengan cita-cita bangsa Iran. Melihat kesempatan itu, Amerika dan sekutunya mempretensikan Iran dalam posisi lemah. Pada masa kampanye pemilihan presiden Iran yang ke sembilan, media-media Barat berusaha meyakinkan rakyat Iran bahwa seandainya Ahmadinejad terpilih menjadi presiden, hubungan Iran dengan Barat akan memasuki babak-babak terburuknya. Konflik Iran dengan Barat bakal tidak terhindarkan.
Rakyat Iran tidak peduli dengan propaganda media-media Barat dan mengikuti pemilihan umum. Ahmadinejad terpilih sebagai presiden RII yang kesembilan. Dalam kondisi yang demikian, pemerintah Ahmadinejad harus mencari solusi keluar dari tekanan Barat yang dimotori Amerika. Pemerintah Ahmadinejad tidak memilih kebijakan asal selamat dan mundur dari tekanan Barat, melainkan bersikukuh memperjuangkan prinsip-prinsip dan cita-cita revolusi sejalan dengan keinginan bangsa Iran. Rakyat Iran menuntut hak-haknya terkait dengan pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai. Keinginan ini yang diperjuangkan oleh pemerintah Ahmadinejad hingga akhir dua tahun pertama masa jabatannya. Berdasarkan alasan-alasan inilah, sejak awal, pemerintah Ahmadinejad menolak politik hegemoni Barat yang bertujuan menghalangi Iran menguasai teknologi nuklir untuk tujuan damai. Pemerintah Ahmadinejad memilih kebijakan menentang hegemoni Barat.
Krisis nuklir Iran berubah menjadi masalah internasional berkat tekanan dan konspirasi yang dilakukan Amerika dan sekutunya. Hal ini membuat pemerintah Ahmadinejad pada tahun pertama di bidang politik luar negerinya tidak diberi pilihan lain. Pemerintahnya mengkonsentrasikan kekuatannya untuk menyelesaikan masalah ini. Dari sini, masalah nuklir menjadi fokus utama diplomasi RII. Tidak diragukan lagi, penguasaan teknologi nuklir sangat strategis bagi pengembangan dan kemajuan sebuah negara. Namun, kebijakan politik luar negeri Iran berhasil mengubah masalah ini menjadi simbol perjuangan rakyat Iran menentang hegemoni Barat. Krisis nuklir Iran menjadi ujian bagi rakyat dan pejabat pemerintah untuk mengukur seberapa besar mereka membela kemandirian politik luar negeri Iran.
Ahmadinejad, minggu ini, dalam pertemuannya dengan para pemuda berprestasi Iran menjelaskan masalah ini. Ia mengatakan, “Sejak kemenangan RII, musuh-musuh rakyat Iran tanpa kenal lelah berusaha menghalang-halangi kemajuan bangsa Iran. Sekitar tiga dekade belakangan ini, upaya itu diwujudkan dengan boikot, perang dan teror untuk melemahkan RII. Saat ini, hegemoni Barat berhadap-hadapan dengan RII dalam masalah nuklir. Barat khawatir bila Iran mampu meraih semua tujuan yang diinginkannya di bidang pemanfaatan damai energi nuklir, Iran akan menjadi simbol bagi seluruh negara berkembang. Masyarakat tertindas di dunia akan meniru apa yang telah dicapai oleh bangsa Iran dan akan mempermasalahkan otoritas monopoli sejumlah negara atas energi nuklir. Atas dasar ini, dalam dua tahun terakhir ini, Amerika, sejumlah sekutu Eropanya dan Rezim Zionis Israel mengerahkan segala kekuatannya untuk menghentikan program damai energi nuklir Iran.”
Ada dua hal yang membuat pemerintah Ahmadinejad memperkuat politik luar negerinya. Pertama, tekanan dan serbuan yang luas dari hegemoni Barat dan peran vital energi nuklir dalam kemajuan dan pembangunan negara mengharuskan pemerintah Ahmadinejad memperkuat politik luar negerinya. Terlebih lagi, saat melihat keinginan kuat rakyat Iran untuk mendapatkan haknya memanfaatkan energi nuklir untuk pembangkit tenaga listriknya. Kemampuan politik luar negeri Iran untuk keluar dari tekanan Barat dalam masalah nuklir mengubah stigma sebelumnya. Saat ini, kemampuan nuklir Iran berubah menjadi sebuah kekuatan diplomatik dalam politik luar negeri Iran dengan dunia internasional. Hal itu karena kemajuan pesat Iran di bidang ekonomi, budaya dan sosial ditambah sekarang Iran telah menjadi salah satu kekuatan nuklir dunia. Saat ini, masalah nuklir Iran menjadi kekuatan diplomasi pemerintah Ahmadinejad.
Keberhasilan politik luar negeri Iran dalam dua tahun pertama masa pemerintahan Ahmadinejad dapat ditelusuri di kawasan Timur Tengah. Sistem diplomasi RII dengan memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimiliki berhasil dalam aksi-aksinya di Irak, Afghanistan, Palestina, Lebanon dan juga Amerika Latin. Kemampuan diplomasi pemerintah Ahmadinejad mengubah RII menjadi salah satu negara terkuat di Timur Tengah. Kemampuan Iran diakui oleh tokoh-tokoh Barat yang menasehati Gedung Putih agar tidak memandang sebelah mata peran dan posisi Iran di Timur Tengah. Perundingan segi tiga Baghdad menunjukkan posisi Iran sangat menentukan di peta politik Timur Tengah. Perundingan segi tiga terlaksana setelah permintaan resmi Amerika dan desakan pemerintah Irak. Satu hal yang menggembirakan, ketika Timur Tengah menjadi pusat konsentrasi tekanan politik dan militer Amerika dan sekutunya terhadap Iran, keberhasilan diplomasi Iran lebih mendominasi. Pejabat-pejabat tinggi Irak lebih menganggap Iran sebagai negara sahabat dan lebih dekat dengan mereka. Usaha Amerika untuk merusak hubungan ini selalu menemui jalan buntu.
Di kawasan Teluk Persia, politik luar negeri Iran yang aktif dan cerdas ditambah kunjungan Presiden Mahmud Ahmadinejad ke Arab Saudi dan Emirat Arab memperkokoh hubungan Iran dan negara-negara di sekitar Teluk Persia. Pada saat yang sama, kunjungan pejabat-pejabat tinggi Amerika, khususnya Condoleeza Rice dan Robert Gates, Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Amerika, gagal mengajak negara-negara Arab memusuhi Iran. Di Afghanistan, Hamid Karzai, Presiden Aghanistan, membela hubungan mesra Iran dan Aghanistan. Pembelaannya disampaikan saat kunjungannya ke Amerika. Kalangan politisi dan media Barat menilai itu sebagai kemenangan lain diplomasi Iran di kawasan.
Kebijakan politik luar negeri Iran di kawasan Timur Tengah dan seluruh negara-negara Islam berlandaskan upaya mewujudkan persatuan di dunia Islam. Kunjungan-kunjungan Presiden Ahmadinejad ke negara-negara seperti Suriah, Malaysia, Azerbaijan, Tajikistan, Qatar, Sudan, Emirat dan Arab Saudi bertujuan mewujudkan persatuan negara-negara Islam. Menteri Luar Negeri Iran di tahun pertama menjabat telah mengunjungi 21 negara dan tahun kedua 26 negara-negara Islam menjadi tamu Manucher Mottaki.
Di hari-hari Pekan Pemerintah, Ayatullah Khamenei, Rahbar RII dalam pertemuannya dengan Ahmadinejad dan para pemimpin di Mahkamah Agung memuji kinerja pemerintah Ahmadinejad selama dua tahun ini. Beliau berharap agar pemerintah lebih memperhatikan keinginan rakyat, kemajuan negara dan mempertahankan keberhasilan politik luar negeri. Dalam pertemuan lainnya dengan jajaran kementrian luar negeri dan duta-duta besar Iran di luar negeri, Rahbar kembali mengingatkan kebijakan politik luar negeri Iran. Iran tidak menerima hubungan dengan kekuatan yang ingin mendikte. Iran menjalankan kebijakan politik luar negerinya secara cerdas dan realistis menghadapi sistem hegemoni dunia.
Pemerintah Ahmadinejad berkewajiban melindungi prinsip-prinsip revolusi Islam, identitas dan kepentingan nasional. Hal yang ditekankan oleh Ayatullah Khamenei bahwa Revolusi Islam bertujuan mewujudkan program-program politik, ekonomi, sosial dan budaya Islam. Politik luar negeri Iran dan hubungan internasional RII berlandaskan syariat Islam. Agama Islam menolak sistem hegemoni sejumlah negara yang sewenang-wenang. Islam mengajarkan perdamaian, keamanan dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.
Belajar dari pengalaman RII dalam menghadapi kelicikan tiga dekade terakhir hegemoni Barat yang dimotori oleh Amerika, dapat dikatakan bahwa dengan tawakal kepada Allah dan kepercayaan diri berdasarkan nilai-nilai Islam, pemerintah dan rakyat Iran dapat keluar sebagai pemenang.


I. Dukungan Penuh Masyarakat Indonesia Untuk Iran
Jakarta, Di tengah sorotan Amerika, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad malah meraih dukungan dari semua elemen masyarakat Indonesia terkait program nuklirnya. Ahmadinejad memulai kegiatan resmi dalam kunjungan kerjanya selama empat hari di Indonesia.
Kemarin, dia disambut Presiden SBY dengan upacara kenegaraan di Istana Merdeka. Ahmadi¬¬nejad yang tampil bersahaja dengan setelan jas warna hitam dan kemeja putih datang ke Istana Merdeka dengan kendaraan protokoler kenegaraan. Dia hanya didampingi Menlu Manu¬chehr Mottaki dan Menteri Informasi dan Teknologi Mohamed Soleimani. Dalam keterangan pers bersama usai pertemu¬an bilateral, Ahmadinejad menegaskan, tinda¬kan sejumlah negara besar yang disponsori Amerika mempertanyakan pengembangan tek¬nologi nuklir Iran sebagai kebohongan besar. Dikatakan, Iran akan tetap mempertahankan haknya mengembangkan teknologi nuklir demi kepentingan damai. Dia menyebut motif utama yang mendasari tindakan sejumlah negara pemilik teknologi nuklir adalah keinginan untuk mendominasi dan eksklusifitas kemampuan teknologi pure cycle nuklir dan pengayaan uranium. “Mereka ingin menguasai sepenuhnya teknologi nuklir dengan cara manipulasi pe-ngembangan iptek nuklir di negara lain. Padahal, memanfaatkan teknologi mereka sangat mahal. Dan itulah alasan utama kenapa Iran mengembangkan teknologi nuklir,” tegas bekas walikota ini. Ditegaskan, seluruh negara memiliki hak yang sama untuk memiliki, mengembangkan dan menguasai kemampuan nuklir. “Rakyat Iran hanya memperjuangkan hak yang juga dimiliki Indonesia, Afrika Selatan, Malaysia dan Aljazair,” tegas Ahmadinejad. Sebelumnya, SBY menegaskan, agar ada solusi damai dalam menuntaskan kri¬¬sis nuklir Iran. Untuk itu perlu, upaya negosiasi dan diplomatik. Hal ini pen¬¬¬ting guna menghindari konflik terbuka yang menimbulkan kerugian seluruh pihak, termasuk berimbas pada peningkatan harga minyak internasional. Sementara usai bertemu Presiden Iran, Ketua MPR Hidayat Nurwahid me¬ngatakan, Iran dijadikan sasaran pelarangan dalam program pengayaan nuk¬lir karena Amerika takut jika hal itu dibiarkan, akan ada negara-negara lain yang akan mengikuti langkah Iran dalam pengembangan nuklir. “Kalau Iran diizinkan, Amerika khawatir nanti akan diikuti Indonesia, Afrika Selatan dan Turki,” kata Hidayat, mengutip pernyataan Ahmadinejad, di Gedung MPR, kemarin. Dikatakan, Presiden Iran tak mau menghentikan program nuklir karena Israel mengembangkan nuklir demi kepentingan militer. “Mestinya Amerika menghancurkan nuklir Israel yang digunakan untuk perang,” kata Hidayat me-nirukan Ahmadinejad.






















15

K. Dunia Semakin Mengejutkan: Iran Vs AS Menuju Perang Dunia Ketiga
Pasca kemenangan historis dan dramatik pasukan “majelis taklim” Hizbullah, Lebanon, rencana Amerika dan Israel untuk membangun Timur Tengah Baru dengan peta dari Tel Avif, sungai Furat sampai sungai Nil kini tinggal mimpi belaka. Sekarang telah muncul “Timur Tengah Baru” yang didesain oleh kehendak perjuangan tak kenal lelah Hizbullah. Mitos pasukan Israel yang tak terkalahkan sudah terhapus dari benak dan otak. Sudah tinggal cerita masa lalu bahwa Israel mampu mengalahkan beberapa negara Arab hanya dalam tempo tiga hari selama perang Arab-Israel.

Menghadapi pasukan majelis taklim—saya menyebutnya pasukan majelis taklim, karena jumlah tentara hizbullah hanya ribuan dan dengan peralatan yang “kurang canggih dan pas-pasan” bila dibandingkan dengan persenjatan militer Israel —pasukan Israel bak tikus-tikus yang lari tunggang langgang karena ketakutan. Pasukan Israel harus menelan pil pahit kekalahan bersejarah selam perang 33 hari musim panas tahun lalu.
Kemenangan di luar dugaan banyak kalangan tersebut kiranya mampu menepis anggapan sebagian orang bahwa rasa-rasanya mustahil membebaskan secara permanen al Quds dari cengkraman Israel . Bahwa pembebasan Palestina itu mudah jika umat Islam solid, bersatu dan mempunyai tekad bersama yang kuat. Bukankah Imam Khomaina ra pernah mengatakan bahwa andaikan setiap Muslim membawa satu ember air lalu diguyurkan ke Israel niscaya seluruh Israel tenggelam. Ini sebuah ilustrasi yang menarik. Imam mengingatkan kita bahwa umat Islam mempunyai potensi besar bila mereka mau bersatu untuk menganyang musuhnya. Persoalannya adalah kita masih sibuk dalam perselisihan dan percekcokan internal yang tidak perlu, seperti isu mazhab: Sunnah-Syiah dll.
Jumat terakhir bulan Ramadhan yang dicanangkan Imam Khomaini sebagai hari al Quds dan beliau menyebutnya sebagai hari Islam dan hari pembebasan kaum mustadafin di seluruh dunia adalah keputusan bersejarah yang sangat brilian dan patut diapresiasi secara maksimal oleh umat Islam dimana pun mereka berada. Turunnya jutaan orang di pelbagai belahan propensi Iran untuk meneriakkan yel-yel “mampus Amerika”, “mampus Israel” Jumat kemarin, 5/10/2007 begitu juga di Indonesia, Irak, Afghanistan, Lebanon dsb akan menjadi mimpi buruk buat Israel dan isyarat jelas bahwa mereka adalah penjajah dan masa kekuasaan mereka sudah berada di ujung tanduk.
16
Dunia ke depan mungkin akan menyaksikan serangkaian kejutan-kejutan baru yang lebih di luar dugaan banyak pakar politik. Sesuatu yang pasti adalah bahwa jarum sejarah dunia selalu menuju ke arah Islam. Bola kini selalu mengarah ke Islam. Siapa menyangka Iran yang diembargo lebih dari 20 tahun oleh Amerika dan mengalami “babak belur” selama perang dengan Irak kini dengan mengandalkan potensi sarjana-sarjana dalam negerinya mampu mencapai tehnologi nuklir, bahkan Iran telah mengklaim telah masuk dalam jajaran negera-negara yang menguasai tehnologi nuklir. Siapa mengira, akhirnya justru Hamas yang tidak dikehendaki Barat memimpis mayoritas suara di pemilu Palestina. Siapa menduga skenario Amerika untuk membikin pemerintah boneka di Irak gagal, dan di Irak, mereka justru memasuki lumpur yang sangat sulit bagi mereka untuk keluar darinya. Sementara itu, di Turki, hembusan angin Islam menerpa muka media ketika kelompok berhaluan Islam mampu memperoleh suara signifikan di majelis. Turki yang kental berhaluan sekuler kini harus berhadapan dengan kelompok Islam yang duduk di kursi kekuasaan yang tinggi. Dan Ahmadinejad semakin mengejutkan dan bersinar dan layak disebut “the one man of year” ketika pidato, penampilan santunnya, dan kekuatan logikannya di Universitas Kolombia mampu meredam pertanyaan-pertanyaan nakal ttg Iran dan Islam. Dan minimal selama 2 hari media barat dan media dunia sibuk mengulas dan membicarakan orang nomer wahid di pemerintahan eksekutif Iran ini. Iya, Ahmadinejad keluar sebagai the real winner, sedangkan Bush dan antek-anteknya menikmmati posisi sebagai rennur-up, atau mungkin lebih tepat pecundang.
Media Barat selalu berbicara ttg kemungkinan dan semakin dekatnya operasi militer Amerika terhadap Iran . Utamanya, setelah mereka melihat bahwa Iran tetap bandel dan tak bergeming pasca penjatuhan dua kali sangsi Dewan Keamanan PBB yang tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap kebijikan politik dan ekonomi. Persoalannya apakah mudah menginvasi Iran ? Apakah Iran seperti Irak dan Afganistan? Apakah Iran tidak punya peralatan militer berarti yang bisa mengimbangi serangan militer AS? Apakah Amerika dan sekutunya begitu mudah menaklukkan Iran yang terkenal dengan patriotismenya dan semangat syahadah (menjadi syahid di jalan Allah) karena terinspirasi dengan perjuangan Imam Husin as?
Masih cukup segar dalam ingatan kita bahwa perang Irak-Iran , Iran dikeroyok oleh lebih dari 30 negara. Tapi apa yang terjadi? Bara revolusi Islam bukan hanya tidak padam, bahkan semakin menyala dan terang-benderang. Pasukan Islam Iran mampu merebut kembali beberapa kawasan yang dikuasai oleh Pasukan Sadam dengan senjata yang sederhana dan mereka berhasil mencegah ambisi Sadam dan Amerika. Sehingga saking pusingnya Sadam menghadapi pasukan Iran , lalu ia mengunakan senjata Amerika yang dibelinya dari Eropa dan Amerika. Kini, kita tahu bahwa pasukan Iran sekarang bukan hanya tidak lemah bahkan jauh lebih kuat secara moril dan meteril (persenjataan). Bahkan kementeriaan pertahanan Iran baru-baru ini melaporkan bahwa dalam sebagian bidang persenjatan penting, Iran sudah mandiri dan “overdosis” alias lebih dari cukup. Tentu tidak semua persenjatan yang dimiliki Iran dipamerkan ke publik. Alhasil dari apa yang diberitakan saja, persenjatan Iran terasa paling keren dan mentereng di Timur Tengah. Karena itu, wajar saja dan bukan omong kosong bahwa pemimpin spiritual tertinggi Iran , Ayatullah Khamenei berulang kali menegaskan bahwa serangan militer sekecil apapun terhadap negaranya akan dibalas dengan pukulan telak dan keras.
Orang yang menilai bahwa kalau Iran diserang oleh AS maka tamatlah riwayat negeri Mullah ini adalah orang yang tidak tidak baca koran atau tidak mampu membeli koran sehingga tidak tahu menahu apa-apa. Jika memang Iran mudah ditaklukkan dan diduduki, maka logikanya sejak dahulu Amerika akan melakukan itu, bukan malah menunggu tumbuh besar dan kuat. Sebab, pohon Revolusi yang berkah ini telah tumbuh kuat dan akarnya kokoh serta daunnya menjulur ke angkasa, sehingga mencabutnya bukan perkara mudah, kalau tidak dikatakan mustahil. Simpati rakyat dunia sekarang begitu tampak pada Presiden Iran . Ahmadinejad disambut luar biasa oleh rakyat di negara yang dikunjunginya dalam beberapa kunjungannya di kawasan asia , Amerika Latin dll. Bandingkan dengan amarah dan demontrasi anti Bush yang mewarnai lawatannya ke pelbagai penjuru dunia. Menurut hemat saya, hanya ada satu kunci untuk menghabisi dan menguasai Iran , jauhkan umat dari ulamanya dan non-aktifkan majelis-majelis yang menghidupkan peringatan Asyura. Selama di kalbu anak-anak muda Iran masih ada nama Imam Husin dan perjuangannya dalam membela agama kakeknya Nabi Muhammad saw, maka kekuatan apapun di dunia ini tidak akan pernah dapat menumbangkan Republik Islam Iran.
Akhirnya, jika Bush memanfaatkan kegilaan pribadi dan politiknya untuk tetap menyerang Iran , apapun yang terjadi, maka kita akan saksikan peperangan besar yang dampaknya mengelobal dan mendunia. Dan Iran lebih siap untuk menyambut tantangan dan petualangan Amerika. Sedangkan moral pasukan AS saat ini sedang drop karena terbukti banyak tentara mereka yang secara suka rela bunuh diri dan angkanya sangat memprihatinkan dan banyak anak-anak muda lari dari pendaftaran menjadi tentara, sehingga karena itu dewan pertahanan Amerika perlu mengimang-iming mereka dengan gaji yang besar. Sementara Iran memiliki lebih dari 15 juta pasukan basiji (tentara sukarela dari kalangan rakyat yang terlatih secara militer). Dan pasukan Iran merindukan kehadiran di tengah medan perang untuk membela Islam dan meneguk madu syahadah. Tidak ada ibu-ibu yang protes karena anaknya terbunuh seperti yang terjadi di Amerika. Tidak ada istri-istri yang menyalahkan pemerintah karena mengirim suami-suami mereka ke front. Jusru pasukan Iran diantar oleh ibu dan i stri mereka menuju front untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Pemandangan seperti ini biasa kita saksikan selama perang Irak-Iran. Dan jangan lupa bahwa masyarakat Iran sangat loyal kepada pemimpin agama. Jika pemimpin spiritiual tertinggi Iran, Ayatullah Khamenei menabuh genderang perang melalui fatwanya maka kita pasti akan menyaksikan mayoritas rakyat Iran, tua-muda akan mendukung dan mengamininya, atau bahkan mensyukurinya karena mereka diberi kesempatan untuk menjadi syahid dan menyetor nama-nama syuhada dari keluarga dan kerabat mereka. Masyarakat seperti ini jangan ditantang dan ditakut-takuti dengan perang, tapi ajaklah damai. Karena bila sedikit saja Anda berlaku zalim kepada mereka, maka mereka akan mengejar dan menuntut Anda.


















19
L. Israel Gelar Latihan Perang untuk Hadapi Hizbullah, Iran dan Suriah

Rejim Zionis Israel mengisyarat siap berperang kembali dengan Hizbullah dan berhadapan dengan Iran dan Suriah. Israel mengklaim militernya makin kuat dan siap jika mendapat serangan misil dari musuh-musuhnya. Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan bahwa militernya mendapatkan banyak pelajaran dari kekalahannya dalam perang 33 hari melawan pejuang Hizbullah di Libanon tahun 2006 lalu. Barak mengakui bahwa saat ini, pasukan Hizbullah bertambah kuat, tapi kekuatan militer Israel pun makin meningkat dan sudah siap jika harus berperang kembali dengan Hizbullah.
Barak juga mengingatkan pada siapa pun di perbatasan, untuk tidak memicu kekacauan dengan Israel. "Kami menerima banyak pelajaran dari perang kedua di Libanon, yang kami harapkan bisa diimplementasikan dalam latihan-latihan angkatan bersenjata kami, " kata Barak
Ia menuding para pejuang Hizbullah masih banyak yang bersembunyi di balik perbatasan, menahan diri untuk tidak menembakkan misil ke wilayah Israel tapi terus melakukan berbagai rencana di seluruh front utara.
Israel meningkatkan kewaspadaannya pasca terbunuhnya Mughniyah, salah seorang pimpinan Hizbullah. Hizbullah menuding Israel berada di balik pembunuhan Mughniyah dan mengancam akan melakukan aksi balas dendam.

Iran dan Suriah
Selain Hizbullah, Iran dan Suriah adalah dua negara yang kini menjadi perhatian utama rejim Zionis. Situs WorldTribune melaporkan bahwa militer Israel akan melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi kemungkinan perang dengan Iran dan Suriah.
Menurut WorldTribune, latihan persiapan perang itu akan dilakukan selama lima hari, mulai 6 April mendatang. Dalam latihan tersebut, militer Israel akan melakukan simulasi serangan misil konvensional dan non-konvensional, untuk menguji secepat apa respon yang mampu dilakukan militer Israel dalam menghadapi Iran dan Suriah, termasuk upaya evakuasi di kota-kota di Israel.
Simulasi yang dilakukan militer Israel itu, mengundang spekulasi di kalangan pengamat yang mempertanyakan apakah latihan itu cuma untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Israel atau tujuan sebenarnya adalah persiapan untuk menyerang fasilitas-fasilitas nuklir Iran.
20
Para pengamat menyatakan, berita seputar latihan militer Israel ini menunjukkan adanya perkembangan baru dan kemungkinan berkobarnya perang Israel terhadap Iran. Apalagi saat ini, laporan-laporan menyebutkan bahwa AS sudah menempatkan kapal selam bertenaga nuklirnya ke Teluk Persia.





























21
Kesimpulan

Sebelum tanda kecil kiamat yang paling akhir (perang besar antara Kaum Muslimin dengan Bangsa Rum (Eropa dan Amerika)) muncul, maka terlebih dahulu ditandai oleh perang yang dinamai Perang Armageddon yaitu perang Internasional yang melibatkan beberapa negara besar di dunia dengan menggunakan senjata-senjata cangih pemusnah masal. Perang Armagadon yang akan datang tersebut, yang sedang dipersiapkan, saat ini dalam bentuk blok-blok atau persekutuan-persekutuan yang sudah diketahui oleh semua orang ”saat ini kita lihat bagaimana memanasnya Amerika dengan Iran, karena Amerika beralasan ”ingin menciptakan perdamaian dunia dengan melarang negara-negara di dunia membuat senjata nuklir. Dengan keberanian Presiden serta dukungan penuh rakyatnya, Iran berani menentang semua tekanan-tekanan berat dari Amerika meskipun dengan berakhir perang. Tidak menutup kemungkinan perang Armageddon muncul karena kedua negara tersebut. Namun medan pertempuran tersebut berada di sebuah lembah tepatnya di Palestina.
Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab shahihnya dari Auf bin Malik dan riwayatkan juga oleh Ahmad dan Thabrani dan Mu’adz. Dan didalam Ash Shahihah Al Albaani nomor 1883. ini membenarkan bahwa Perang Armageddon akan terjadi. Beberapa para Ahli Kitab juga memprediksikan bahwa Perang Armageddon ini benar-benar akan terjadi. Wallahualam bi Syawab.

Saran
Dengan adanya makalah ini penulis menyarankan agar kita (khususnya penulis sendiri) mengambil hikmah dari Hadits Rasulullah SAW diatas supaya kita bisa lebih dekat lagi dengan Allah SWT, karena dengan semua pernyataan-pernyataan diatas dan terlihat dari kondisi saat ini tanda-tanda kiamat kecil sudah mulai terlihat dan nyata, hanya tinggal menunggu waktu saja.







22
DAFTAR PUSTAKA


Amin Muhammad Jamaluddin, Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi dan Munculnya Dajjal, Jakarta: Cendikia, 2007

Amin Muhammad Jamaluddin, Huru-Hara Akhir Zaman, Jakarta: Aqwam, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar